Singapura akhirnya menyetujui impor ayam hidup yang didatangkan dari peternakan Indonesia. Kabar ini sudah diumumkan oleh Badan Pangan Singapura (SFA) pada Minggu (14/5/2023). Diketahui di bulan Juni 2022 lalu, Singapura sudah menambahkan Indonesia menjadi sumber baru untuk impor ayam dingin, beku, dan olahan.
Kiriman pertama dari Indonesia sendiri sudah tiba melalui laut sejak Sabtu (13/5/2023) Pagi.
Hal ini disampaikan oleh Koh Poh Koon yang merupakan Meteri Senior Negara Keberlanjutan dan Lingkungan.
“Dengan persetujuan peternakan baru ini, konsumen dan bisnis Singapura akan memiliki lebih banyak pilihan untuk ayam, semakin memperkuat ketahanan pasokan ayam kami,” ujar Koh Poh Koon.
“Meskipun kita terus mendiversifikasi sumber impor kita, kita harus siap menghadapi gangguan pasokan pangan dari waktu ke waktu.”
Hal ini ternyata membuat duo saham unggas, yakni PT Charoes Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) dan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) akhirnya mulai bangkit setelah tren sebelumnya turun dalam berbulan-bulan.
Sampai 14.40 WIB di perdagangan Senin (15/5/2023), saham dari CPIN berhasil untuk menguat sebesar 5,27% menjadi Rp4990/ saham, sementara untuk JPFA menguat sebesar 5,86% menjadi RP1175/ saham secara harian.
Sentimen yang dapat mendorong naiknya harga saham unggas ini datang dari JPFA yang secara perdana melakukan ekspor ayam hidup ke Singapura sebanyak 23.040 ekor atau setara dengan 41,47 ton ayam broiler.
JPFA melakukan ekspor dari fasilitas mereka yang ada di Gunung Kijang, Pulau Bintang, setelah itu di kirim langsung ke rumah potong di Singapura untuk menjalani pemeriksaan virus flu burung. Manajemen dari JPFA sendiri menargetkan untuk dapat melakukan ekspor ayam hidup ke Singapura sampai 900.000 ayam atau setara dengan 1500 ton hingga akhir 2023.
Perlu diketahui kalau produk ayam hidup ini sudah dinyatakan bebas dari virus flu burung dan sudah mendapatkan izin Singapore Food Agency (SFA) sehingga dapat dipasok ke pasar Singapura.
Dikarenakan sentimen tersebut, CPIN pun mengikuti karena sejak 30 juni 2-22 CPIN sudah mendapat izin SFA dan ditetapkan sebagai perusahaan unggas Indonesia yang bisa melakukan ekspor ke Singapura.
Ini artinya potensi CPIN untuk dapat mengikuti JPFA mengekspor ayam lebih banyak ke Singapura, namun masih cukup potensial.
CPIN Sendiri sebelumnya sudah menandatangani kesepakatan kerjasama dengan importir dari Singapura sebanyak 1000 ton produk unggas yang dikirim bertahap pada sepanjang 2022 lalu.